Blog Kami

Jumat, 12 Mei 2017

Cara Memberi Nama Senyawa Kimia

Memberi Nama Senyawa Kimia

Memberi nama senyawa kimia sederhana sangatlah penting jika kamu ingin sukses dalam pelajaran kimia. Ikuti panduan berikut untuk mengetahui beberapa peraturan dasar untuk memberi nama senyawa kimia, dan cara memberi nama senyawa yang tidak kamu ketahui.

Metode 1
Memberi Nama Senyawa Ionik

1. Ketahui definisi senyawa ionik. Senyawa ionik mengandung logam dan non logam. Lihatlah pada tabel periodik unsur untuk melihat kategori unsur yang terdapat dalam suatu senyawa.

2. Berilah nama. Untuk senyawa yang terdiri dari dua unsur ionik, pemberian nama sangatlah mudah. Bagian pertama dari nama adalah nama unsur logam. Bagian kedua adalah nama unsur non logam, dengan akhiran ida.
Contoh: Al2O3. Al2 = Aluminium; O3 = Oksigen. Sehingga namanya menjadi alumunium oksida.

3. Perhatikan logam transisi. Logam di blok D dan F pada tabel periodik dikenal sebagai logam transisi. Muatan logam ini dituliskan dengan nomor romawi saat menuliskan nama senyawanya. Hal ini dilakukan karena logam transisi dapat memiliki lebih dari satu jenis muatan dan dapat menyusun lebih dari satu jenis senyawa.
Contoh: FeCl2 dan FeCl3. Fe = Besi; Cl2 = Klorida -2; Cl3 = Klorida -3. Nama senyawanya menjadi besi(II) klorida dan besi(III) klorida.

Metode 2
Memberi Nama Senyawa Poliatomik

1. Pahami arti senyawa poliatomik. Senyawa ini terdiri dari sekumpulan atom yang bergabung, dan seluruh kumpulannya memiliki muatan positif atau negatif. Kamu bisa melakukan tiga hal dasar untuk senyawa poliatomik:
Tambahkan hidrogen di nama awal senyawa. Kata hidrogen ditambahkan di bagian depan nama senyawa. Hal ini mengurangi satu muatan negatifnya. Misalnya, karbonat CO32- menjadi hidrogen karbonat HCO3-.

Hilangkan oksigen dari senyawa. Muatannya tetap dan bagian akhir senyawa berubah dari -at menjadi -it. Misanya: NO3 menjadi NO2, namanya berubah dari nitrat menjadi nitrit.”

Gantilah atom tengahnya dengan atom lain dari kelompok periodik yang sama. Misalnya, sulfat SO42- dapat menjadi selenat SeO42-.

2. Ingatlah kumpulan ion yang paling sering digunakan. Kumpulan ini adalah dasar untuk membentuk kebanyakan senyawa poliatomik. Urut dari muatan negatif terkecilnya adalah:
Ion hidroksida: OH-
Ion nitrat: NO3-
Ion hidrogen karbonat: HCO3-
Ion permanganat: MnO4-
Ion karbonat: CO32-
Ion kromat: CrO42-
Ion dikromat: Cr2O72-
Ion sulfat: SO42-
Ion sulfit: SO32-
Ion tiosulfat: S2O32-
Ion fosfat: PO43-
Ion amoniak: NH4+

3. Susunlah nama senyawanya berdasarkan daftarnya. Gabungkan unsur apapun yang terdapat pada kumpulan ion dan berilah nama dengan benar. Jika unsur berada di depan kumpulan ion, nama unsur hanya perlu ditambahkan di bagian depan nama senyawa.
Contoh: KMnO4. Kamu seharusnya menyadari bahwa ion MnO4- adalah permanganat. K adalah kalium, sehingga nama senyawanya adalah kalium permanganat.

Contoh: NaOH. Kamu seharusnya menyadari bahwa ion OH- adalah hidroksida. Na adalah natrium, sehingga nama senyawanya adalah natrium hidroksida.

Metode 3
Memberi Nama Senyawa Kovalen

1. Pahami arti senyawa kovalen. Senyawa kovalen terbentuk dari dua unsur non logam atau lebih. Nam sneyawa didasarkan pada banyaknya atom yang ada. Awalan yang ditambahkan pada nama senyawa adalah istilah Latin untuk jumlah molekul.

2. Pelajari awalannya. Ingatlah awalannya hingga 8 atom:
1 atom – “Mono-“
2 atom – “Di-“
3 atom – “Tri-“
4 atom – “Tetra-“
5 atom – “Penta-“
6 atom – “Heksa-“
7 atom – “Hepta-“
8 atom – “Okta-“

3. Berilah nama senyawa. Dengan menggunakan awalan yang benar, berilah nama senyawa yang baru. Kamu menambahkan awalan ke bagian senyawa manapun yang memiliki atom banyak.
Contoh: CO akan menjadi karbon monoksida dan CO2 akan menjadi karbon dioksida.

Contoh: N2S3 akan menjadi dinitrogen trisulfida.

Dalam banyak hal, awalan mono dapat dihilangkan karena menunjukkan bahwa tidak ada nilai yang lain. Awalan ini tetap digunakan untuk karbon monoksida karena merupakan istilah yang digunakan sejak perkembangan kimia pada awalnya.

Tips
Sangat penting untuk menyadari bahwa penamaan ini tidak berlaku untuk kimia organik.
Peraturan ini dibuat untuk orang-orang yang baru mempelajari kimia dan sains. Peraturan yang berbeda berlaku jika kamu sudah mempelajari kimia lanjut, misalnya peraturan variabel valensi.
Tentunya, peraturan ini memiliki banyak pengecualian, misalnya, meskipun memiliki angka 2 di belakang, CaCl2 tetap disebut kalsium klorida, BUKAN kalsium diklorida seperti yang diperkirakan.

Sumber : http://id.m.wikihow.com/Memberi-Nama-Senyawa-Kimia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar